Kamis, 29 Oktober 2009

AURAT AKHWAT

Rasululloh SAW bersabda: "Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian." (HR. Muslim)
Wanita-wanita yang digambarkan Rasul dalam hadis di atas sekarang banyak sekali kita lihat. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu yang mentradisi dan dianggap lumrah. Mereka adalah wanita-wanita yang memakai pakaian tapi telanjang. Sebab pakaian yang mereka kenakan tak dapat menutupi apa yang ALLOH SWT perintahkan untuk ditutupi.
Budaya barat adalah penyebab fenomena ini. Sebab pakaian yang tak layak tersebut bukanlah merupakan budaya masyarakat Islam dan tidak pula dikenal dalam tradisi masyarakat kita. Namun itu adalah hal baru yang lantas diterima tanpa dikritisi. Tidak pula itu diuji dengan pertanyaan, bolehkah ini menurut agama, atau baikkah ini bagi kita dan pertanyaan lain yang senada. Boleh jadi karena perasaan rendah diri yang akut dan silau terhadap kemajuan barat dalam beberapa hal akhirnya banyak di antara kita yang menerima budaya barat dengan mata tertutup (atau sengaja menutup mata).
Namun di sana kita juga melihat fajar yang mulai terbit. Kesadaran untuk kembali kepada budaya kita sendiri (baca: budaya berpakaian islami) mulai tumbuh. Betapa sekarang kita banyak melihat indahnya kibaran jilbab di mana-mana. Di kampus, di sekolah, di pasar dan bahkan di terminal-terminal. Malah di beberapa negara barat (Inggris dan Jerman misalnya) muslimah-muslimah pemakai jilbab tak lagi sulit ditemukan. (tambahan dariku) Meski di Perancis malah terjadi sebaliknya, ada pelarangan penggunaan jilbab walau sudah tidak terlalu banyak perdebatan lagi.
Jelasnya saat ini sudah tak ada lagi larangan untuk mengenakan busana dan pakaian yang menutup aurat. Permasalahannya, apakah jaminan kebebasan ini kemudian segera disambut oleh para muslimah kita dengan segera kembali mengenakan pakaian takwa itu atau tidak. Yang pasti alasan dilarang oleh si ini dan si itu kini tak berlaku lagi.
AURAT WANITA DAN HUKUM MENUTUPNYA
Aurat wanita yang tak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami dan mahramnya) adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Yang menjadi dasar hal ini adalah:
1. Al-Quran surat Annur(24):31
"Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (Ind: jilbab)nya ke dadanya"
Keterangan :
Ayat ini menegaskan empat hal:
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh ALLOH SWT.
b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.
c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak. Para ulama mengatakan bahwa ayat ini juga menunjukkan akan haramnya menampakkan anggota badan tempat perhiasan tersebut. Sebab jika perhiasannya saja dilarang untuk ditampakkan apalagi tempat perhiasan itu berada. Sekarang marilah kita perhatikan penafsiran para sahabat dan ulama terhadap kata "kecuali yang biasa nampak" dalam ayat tersebut. Menurut Ibnu Umar RA. yang biasa nampak adalah wajah dan telapak tangan. Begitu pula menurut Imam Auzai dan Ibnu Abbas RA. Hanya saja beliau (Ibnu Abbas) menambahkan cincin dalam golongan ini. Ibnu Mas'ud RA. mengatakan maksud kata tersebut adalah pakaian dan jilbab. Said bin Jubair RA. mengatakan maksudnya adalah pakaian dan wajah. Dari penafsiran para sahabat dan para ulama ini jelaslah bahwa yang boleh tampak dari tubuh seorang wanita adalah wajah dan kedua telapak tangan. Selebihnya hanyalah pakaian luarnya saja.
d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang harus ditutup. Berarti tidak cukup hanya dengan menutupkan jilbab pada kepala saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tapi ujung jilbab tersebut harus dibiarkan terjuntai menutupi dada.
2. Hadis riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasululloh SAW dengan pakaian yang tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:"Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini," sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
Keterangan :
Hadis ini menunjukkan dua hal:
a. Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
b. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat.
Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Berarti jika dilaksanakan akan menghasilkan pahala dan jika tidak dilakukan maka akan menuai dosa. Kewajiban menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat solat saja namun juga pada semua tempat yang memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.
Selain kedua dalil di atas masih ada dalil-dalil lain yang menegaskan akan kewajiban menutup aurat ini:
1. Dari Al-Qur'an:
a. "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu melakukan tabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyyah dahulu" (Qs. Al-Ahzab: 33).
Keterangan:
Tabarruj adalah perilaku mengumbar aurat atau tidak menutup bagian tubuh yang wajib untuk ditutup. Fenomena mengumbar aurat ini adalah merupakan perilaku jahiliyyah. Bahkan diriwayatkan bahwa ritual haji pada zaman jahiliyyah mengharuskan seseorang thawaf mengelilingi ka'bah dalam keadaan bugil tanpa memandang apakah itu lelaki atau perempuan.
Konteks ayat di atas adalah ditujukan untuk istri-istri Rasululloh SAW. Namun keumuman ayat ini mencakup seluruh wanita muslimah. Kaidah ilmu ushul fiqh mengatakan: "Yang dijadikan pedoman adalah keumuman lafadz sebuah dalil dan bukan kekhususan sebab munculnya dalil tersebut (al ibratu bi umumil lafdzi la bikhususis sabab).
b. "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan ALLOH SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Al-Ahzab: 59).
Keterangan:
Jilbab dalam bahasa Arab berarti pakaian yang menutupi seluruh tubuh (pakaian kurung), bukan berarti jilbab dalam bahasa kita (lihat arti kata khimar di atas). Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adalah kewajiban setiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka.
2. Hadis Rasululloh SAW, bahwasanya beliau bersabda:
"Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mrip ekor sapi untk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian." (HR. Muslim)
Keterangan:
Hadis ini menjelaskan tentang ancaman bagi wanita-wanita yang membuka dan memamerkan auratnya. Yaitu siksaan api neraka. Ini menunjukkan bahwa pamer aurat dan "buka-bukaan" adalah dosa besar. Sebab perbuatan-perbuatan yang dilaknat oleh ALLOH SWT atau Rasul-Nya dan yang diancam dengan sangsi duniawi (qishas, rajam, potong tangan dll) atau azab neraka adalah dosa besar.

Senin, 26 Oktober 2009

MISSILE

USAH CEMAS DI HARI TUA
Album : Kasih Sayang
Munsyid : Missile



Kau pancarkan cahaya
Menebarkan benih permata
Penerang setiap langkah
Menuju yang kuasa

Lelah yang tersimpan
Dan senyum yang kau tawarkan
Penuh kasih dan saying
Saat kau mampu dimasa yang silam

Reff :
Kini apalah daya
Usah kau basuh wajahmu
Shalatlah semampumu
Tuhan Maha Tahu

Nyenyakkan slalu tidurmu
Kupergi setelah bunga tidurmu tiba
Di hari yang telah dijanjikan Tuhan nanti

Kini hanya senyuman tanda kau bangga
Berlinang air mata
Tanda kau bahagia

Usah kau cemas di hari tua
Ku kan slalu bersamamu
Bersamamu



HATI TAK SECANTIK WAJAHMU
Album : Kasih Sayang
Munsyid : Missile
http://liriknasyid.com


Pandanglah saat ia di Depanmu
Sempurna wujud mahluk mulia
Teduh dan penuh pesona
Kau kan ingin mengenalnya

Ikuti langkah lampahnya
Akan nampak wujud mahluk yang hina
Menusuk dan kecewa
Kau kan sesali mengenalnya

Reff :
Sayang
Hatimu tak secantik wajahmu
Cantikmu adalah cobaan untukmu
Sayang
Buatlah hatimu seperti wajahmu
Cantikmu adalah derita untukmu

Andai hatimu secantik wajahmu

Hati-hatilah dengan kelebihan yang kau miliki
Jangan sampai penghuni langit dan bumi melaknat
Karena kesombonganmu

MENEBAR SENYUMAN
Album : Kasih Sayang
Munsyid : Missile
http://liriknasyid.com


Tebarkanlah senyuman
Sejukkan nuansa insane
Redamkan kemarahan
Maafkan segala kesalahan

Hadapilah cobaan
Yakinkan satu jalan
Percayakan pertolongan
Tuk insane yang lurus di jalan-Nya

Reff :
Hidup kan terasa indah
Dengan segala rahmat-Nya
Hidup kan terasa mudah
Dengan segala pertolongan-Nya

Lihatlah masa depan
Wujudkan satu impian
Raihlah kemenangan
Yang telah lama dinantikan


DOA DAN ASA
Album : Kasih Sayang
Munsyid : Missile
http://liriknasyid.com


Hidupku bagaikan langit tak berbintang
Amalku layaknya rumah tak bertiang
Seperti kabut dimalam hari
Itulah gambaran hati
Seperti kabut dimalam hari
Itulah gambaran hati

Reff :
Ya Tuhan tuntunlah langkahku
Tuk menuju jalanMu itu
Ya Tuhan jadikanlah aku
Hamba yang mengisi surgaMu

Kuingin tahu jalan menujuMu
Karma petunjukMu ku bias menempuhnya
Inginku rasakan nikmatnya surgaMu
Tapi tak mungkin tanpa kasih dan sayangMu
Inginku rasakan nikmatnyap surgaMu
Tapi tak mungkin tanpa kasih dan sayangMu

Kau pelita dalam hidupku
Yang memberi cahaya digelap malam
Kau adalah tumpuanku
Yang memberi harapan kesetiap insan

Kasih dan sayangmu

Jumat, 02 Oktober 2009

Seandainya itu sebuah surat untukku




Assalamu?alaikum…


apa kabar buat calon suamiku. Semoga Allah sentiasa
merahmati dan memberkati dirimu yang tidak pernah kutemui, namun doaku tidak
pernah putus mengiringi setiap langkahmu demi meraih keridhaanNya
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seindah perhiasan dunia adalah wanita yang
solehah,"
Alhamdulillah, itulah anjuran Islam melalui Rasulullah SAW yang kita cintai.
Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga rumah tangga
muslim yang bakal dibina saat menikah nanti.

Wahai calon suamiku,
"Dinikahi seorang wanita karena empat perkara, karena hartanya,
keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah agamannya, maka
beruntunglah kedua tanganmu".
Itulah sebuah pijakan utama buatmu memilih calon isteri. Sebuah pijakan
tama itu telah menjadi hafalanku sejak aku beranjak dewasa (baca; baligh).

Wahai calon suamiku,
Jika harta yang engkau idamkan, maka ketahuilah diriku bukanlah orang yang
berada. Tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam ijab-kabul kita nanti.
Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau akan menikmati sedikit kesenangan
apabila ijab-kabul telah dilafazkan.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir". (QS Ar Ruum: 21)
Jika keturunan yang engkau dambakan, ketahuilah bahwa aku hanyalah manusia
biasa dari keluarga yang biasa pula. Namun apa yang pasti. Aku adalah
keturunan yang mulia, ayahanda adalah Nabi Adam as dan bunda Siti Hawa as,
sama seperti mu.
"…Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang
yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari
Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakkal. (QS. Ali Imran: 159-160)
Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahwa
engkau juga tidak terlepas seperti manusia yang lainnya. Ketahuilah wahai
calon suamiku, jika kecantikan itu yang engkau inginkan dari diriku, maka
engkau telah salah langkah.
Tiada kecantikan yang terlihat orang lain yang dapat kupertontonkan padamu.
Telah aku hijabkan (baca; jilbab) kecantikan diriku ini dengan amalan
ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Engkau hanya akan sia-sia jika
hanya menginginkan kecantikan lahiriah semata.
Dan aku tidak dapat menjanjikan, bahwa aku mampu membahagiakan rumahtangga
kita nantinya, karena aku memerlukan engkau untuk bersamaku untuk menegakkan
dakwah islam ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk
membangunkan sebuah markaz dakwah dan tarbiyah islamiyah ke arah jihad
hambaNya kepada Penciptanya yang agung, Allahu Rabbi.
Mencari ilmu agama secara bersama, marilah kita jadikan pernikahan ini
sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu
agama, tetapi berbekal ilmu agama yang ada ini, aku ingin menjadi isteri
yang sentiasa mendapat keridhaan dari Allah dan suamiku.
Hal itu tak lain untuk memudahkan aku membentuk rumah tangga muslim antara
aku, engkau dan anak-anak kita nantinya untuk dibina dan diberikan
pendidikan dengan ketaatan kepada Allah SWT. Aku pun hanya akan bercita-cita
untuk bisa bergelar pendamping solehah bagi sang suami, seperti yang
dijanjikan Rasulullah SAW.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan
dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu". (QS An Nisa: 1)

Calon Suamiku yang dirahmati Allah
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka". (QS. An Nisaa: 34.)
Aku yakin bahawa engkau adalah pemimpin untuk diriku dan anak-anakku sebagai
pewaris dakwah Islam. Maka, jadikanlah pernikahan ini nantinya sebagai asas
pembangunan iman, bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan
ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu semata.
Semoga diriku dan dirimu sentiasa didampingi rahmat dan keridhaanNya.
Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan nilai kesabaran, dan ketabahan. Semoga
kita akan menjadi salah satu daripada jamaah menuju ke syurga, insya Allah.
Ketahuilah wahai calon suamiku, bahwa aku tidak pernah mendambakan mas
khawin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai arti kita
dipertemukan Allah atas dasar agama.
Cukuplah seandainya, maharku adalah sebuah qalam mulia, Al-Quran, karena aku
meyakini qalam itu mampu memimpin rumahtangga kita untuk meraih keridhaanNya
bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya sementara.
Bantulah aku dalam memperjuangkan dakwah Allah ini melalui pernikahan,
karena ia adalah tempat untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku,
insyaAllah. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapa dan orang
sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada harta duniawi yang ingin kau
sediakan untukku.

Kutitipkan sebagian dari pengetahuanku melalui buku "Jalan Dakwah" karya
Syaikh Mustafa Masyhur, yang tidak lagi berwujud keborosan dan kebakhilan
karena semuanya berada di dalam sikap qana?ah (berpuas hati dengan apa yang
ada), ridha dan yakin.

Wahai calon suamiku,
Lihatlah rumahtangga Rasulullah SAW, terkadang sebulan pernah dapurnya tidak
berasap karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Namun, walau
begitu susahnya, rumahtangga Rasulullah SAW tetap menjadi rumahtangga yang
paling bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga hari ini.

Terlalu panjang rasanya aku mencoretkan surat ini. Cukup dahulu aku buat
surat ini, andai diizinkan aku akan kembali menitipkankan lagi kiriman
bertintakan hati ini. Akhirnya, saya mohon maaf, biarlah rindu ini
ditumpahkan dalam tinta daripada jemu tatkala kita disatukan.

Wassalam

Kamis, 01 Oktober 2009

Tulang rusuk


Ce : Yang paling kamu cintai di dunia ini siapa ?
Co : Kamu dong !!!
Ce : Menurut kamu, aku ini siapa ?
Co : (berpikir sejenak lalu menatap Ce dengan pasti)
Kamu tulang rusukku
Pada saat itu, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian.
Saat Adam tidur,
Tuhan
mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa.
Semua Pria mencari tulang
rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita
untuknya, tidak lagi
merasakan sakit di hati …”

Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang
indah dan manis untuk
sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai
tenggelam dalam kesibukan
masing – masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup
mereka menjadi
membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat
mereka mulai menyisihkan
impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai
bertengkar dan pertengkaran
itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari
pada akhir sebuah
pertengkaran Ce lari keluar rumah. Saat tiba di
seberang jalan, dia
berteriak “Kamu nggak cinta lagi sama aku !”.

Co sangat membenci ketidak dewasaan Ce dan secara
spontan balik berteriak
“Aku menyesal kita menikah ! Kamu ternyata bukan
tulang rusukku !!!”

Tiba – tiba Ce menjadi terdiam dan berdiri terpaku
untuk beberapa saat.

Co menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi
seperti air yang telah
tertumpah tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinang air mata,
Ce
kembali kerumah dan mengambil barang – barangnya,
bertekad untuk berpisah.

“Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi.
Biarkan kita berpisah
dan mencari pasangan sejati masing – masing.”

Lima tahun berlalu.
Co tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu
akan kehidupan Ce. Ce
pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia
pernah menikah dengan
seorang asing dan bercerai. Co agak kecewa bahwa Ce
tidak menunggunya
kembali. Dan di tengah malam yang sunyi dia meminum
kopinya dan merasakan
sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui
bahwa dia merindukan
Ce.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di
airport, di tempat dimana
banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka
dipisahkan hanya oleh
sebuah
dinding pembatas.

Co : Apa kabar ?
Ce : Baik … apakah kamu sudah menemukan rusukmu
yang hilang ?
Co : Belum.
Ce : Aku terbang ke New York dengan penerbangan
berikut.
Co : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku
kalau kamu sempat. Kamu
tahu
nomor telepon kita, tidak ada yang berubah.

Ce tersenyum manis, lalu berlalu.

“Good bye ….”

Semingga kemudian dia mendengar bahwa Ce adalah
salah satu korban Menara
WTC.

Malam itu, sekali lagi, Co mereguk kopinya dan
kembali merasakan sakit di
hatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah
karena Ce, tulang
rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia
patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang
yang paling kita
cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”