Kamis, 01 Oktober 2009

Tulang rusuk


Ce : Yang paling kamu cintai di dunia ini siapa ?
Co : Kamu dong !!!
Ce : Menurut kamu, aku ini siapa ?
Co : (berpikir sejenak lalu menatap Ce dengan pasti)
Kamu tulang rusukku
Pada saat itu, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian.
Saat Adam tidur,
Tuhan
mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa.
Semua Pria mencari tulang
rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita
untuknya, tidak lagi
merasakan sakit di hati …”

Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang
indah dan manis untuk
sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai
tenggelam dalam kesibukan
masing – masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup
mereka menjadi
membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat
mereka mulai menyisihkan
impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai
bertengkar dan pertengkaran
itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari
pada akhir sebuah
pertengkaran Ce lari keluar rumah. Saat tiba di
seberang jalan, dia
berteriak “Kamu nggak cinta lagi sama aku !”.

Co sangat membenci ketidak dewasaan Ce dan secara
spontan balik berteriak
“Aku menyesal kita menikah ! Kamu ternyata bukan
tulang rusukku !!!”

Tiba – tiba Ce menjadi terdiam dan berdiri terpaku
untuk beberapa saat.

Co menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi
seperti air yang telah
tertumpah tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinang air mata,
Ce
kembali kerumah dan mengambil barang – barangnya,
bertekad untuk berpisah.

“Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi.
Biarkan kita berpisah
dan mencari pasangan sejati masing – masing.”

Lima tahun berlalu.
Co tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu
akan kehidupan Ce. Ce
pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia
pernah menikah dengan
seorang asing dan bercerai. Co agak kecewa bahwa Ce
tidak menunggunya
kembali. Dan di tengah malam yang sunyi dia meminum
kopinya dan merasakan
sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui
bahwa dia merindukan
Ce.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di
airport, di tempat dimana
banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka
dipisahkan hanya oleh
sebuah
dinding pembatas.

Co : Apa kabar ?
Ce : Baik … apakah kamu sudah menemukan rusukmu
yang hilang ?
Co : Belum.
Ce : Aku terbang ke New York dengan penerbangan
berikut.
Co : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku
kalau kamu sempat. Kamu
tahu
nomor telepon kita, tidak ada yang berubah.

Ce tersenyum manis, lalu berlalu.

“Good bye ….”

Semingga kemudian dia mendengar bahwa Ce adalah
salah satu korban Menara
WTC.

Malam itu, sekali lagi, Co mereguk kopinya dan
kembali merasakan sakit di
hatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah
karena Ce, tulang
rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia
patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang
yang paling kita
cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”